
Limbah minyak jelantah
Minyak jelantah seringkali dianggap sebagai limbah yang tidak berguna. Banyak dari kita cenderung membuangnya begitu saja setelah digunakan untuk memasak. Padahal, pembuangan minyak jelantah yang sembarangan memiliki dampak besar bagi lingkungan. Minyak jelantah ini, banyak mengandung senyawa organik dan lemak sehingga apabila dibuang secara sembarangan ke lingkungan dapat mencemari air tanah, sungai dan lautan.
Namun, tahukah Anda bahwa minyak jelantah sesungguhnya memiliki potensi yang besar? Jika dikelola dengan baik, minyak jelantah ini dapat diubah menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan. Inilah salah satu inovasi teknologi yang menjawab tantangan global dalam mengurangi limbah sekaligus menciptakan sumber energi yang lebih bersih.
Potensi Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Energi Alternatif
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan berulang kali untuk memasak, sehingga mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap, bau tengik, dan mengandung senyawa berbahaya seperti asam lemak bebas dan radikal bebas akibat proses oksidasi. Penggunaan minyak jelantah berisiko bagi kesehatan, seperti meningkatkan potensi penyakit kanker dan gangguan kardiovaskular. Apabila minyak jelantah dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan, khususnya air dan tanah. Di Indonesia, produksi minyak jelantah mencapai 416,36 juta kl/tahun. Minyak jelantah memiliki kandungan energi sebesar 41,8 MJ/kg, yang hampir setara dengan bahan bakar minyak sebesar 43,0 MJ/kg. Dengan jumlah yang melimpah dan kandungan energi yang tinggi, minyak jelantah berpotensi digunakan sebagai bahan bakar alternatif, sekaligus menjadi solusi untuk mengatasi masalah pengelolaan limbah.
Salah satu cara mengolah minyak jelantah menjadi energi adalah dengan proses transesterifikasi. Proses transesterifikasi adalah proses kimia yang digunakan untuk mengubah minyak atau lemak menjadi biodiesel, yang merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Proses ini melibatkan reaksi antara minyak atau lemak (termasuk minyak jelantah) dengan alkohol (seperti metanol atau etanol) dengan bantuan katalis (biasanya menggunakan KOH atau NaOH). Selama proses transesterifikasi, molekul trigliserida yang terdapat dalam minyak dipecah menjadi dua senyawa utama, yaitu metil ester (biodiesel) dan gliserin sebagai produk sampingan. Setelah reaksi berlangsung, campuran yang dihasilkan dipisahkan untuk menghilangkan gliserin, sisa alkohol, dan katalis, sehingga menghasilkan biodiesel yang bersih dan siap digunakan. Proses ini tidak hanya memungkinkan pemanfaatan minyak jelantah sebagai sumber energi terbarukan, tetapi juga membantu mengurangi limbah minyak yang dapat mencemari lingkungan. Dengan mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel, transesterifikasi turut mendukung pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendorong peralihan menuju energi yang lebih berkelanjutan.
Tanggung Jawab Lingkungan dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, menjaga kelestarian alam adalah kewajiban bagi umat manusia. Allah SWT mengamanahkan manusia untuk menjadi khalifah di bumi, yang berarti kita bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam dengan bijaksana. Dalam Surah Al-Baqarah (2:205), Allah mengingatkan kita agar tidak merusak bumi: “Dan apabila dia pergi, dia berusaha merusak di bumi dan menghancurkan tanaman-tanaman dan binatang-binatang ternak. Padahal Allah tidak menyukai kerusakan.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa perusakan lingkungan adalah tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam Islam juga mendorong kita untuk memanfaatkan alam dengan cara yang bertanggung jawab. Dalam konteks minyak jelantah, mengolahnya menjadi biodiesel atau energi alternatif lainnya adalah contoh pemanfaatan sumber daya yang sesuai dengan prinsip Islam. Seperti disebutkan dalam Surah Al-Anbiya (21:16), “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” Ini menunjukkan bahwa segala ciptaan Allah, termasuk minyak jelantah, memiliki manfaat yang harus kita gali dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Muhammadiyah dan Semangat Energi Berkelanjutan
Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang peduli terhadap lingkungan, turut serta dalam upaya transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Dalam Fikih Transisi Energi Berkeadilan, Muhammadiyah mendorong umat untuk mempercepat penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan, seperti energi matahari, angin, dan air. Selain itu, Muhammadiyah juga mendukung inisiatif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dengan mengembangkan teknologi yang dapat memanfaatkan limbah seperti minyak jelantah. Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah langkah konkret yang mendukung tujuan tersebut. Sebagai contoh, Muhammadiyah melalui Majelis Lingkungan Hidup (MLH) dan Lazismu turut aktif dalam program energi terbarukan, salah satunya adalah Program 1.000 Cahaya, yang bertujuan untuk memberikan solusi energi bersih di berbagai daerah. MLH juga meluncurkan buku Fiqih Energi Berkeadilan yang mengajarkan pentingnya kelestarian lingkungan, keberlanjutan sumber daya alam, serta keadilan sosial dalam transisi energi.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam
Islam mengajarkan umatnya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat dan kelestarian alam. Pemanfaatan teknologi pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah salah satu bentuk penerapan ilmu yang bermanfaat untuk umat manusia dan lingkungan. Dalam QS. Al-Qashas (28:77) Allah SWT berfirman, “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.” Ayat ini menekankan pentingnya berbuat baik di dunia dengan memanfaatkan ilmu untuk kesejahteraan umat dan bumi.
Muhammadiyah juga mendorong setiap individu untuk berpikir kritis dan terbuka, serta menggunakan ilmu pengetahuan dengan dasar iman untuk kepentingan umat. Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang tercantum dalam QS. Al-Isra’ (17:36), “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengikuti sesuatu yang tidak kita ketahui dengan pasti.
Kesimpulannya, mengola minyak jelantah menjadi biodiesel sebagai energi alternatif adalah solusi yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah limbah serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Teknologi transesterifikasi memungkinkan pemanfaatan minyak jelantah yang melimpah, mengubahnya menjadi sumber energi terbarukan yang lebih bersih. Dalam perspektif Islam, ini sejalan dengan ajaran untuk menjaga kelestarian alam dan memanfaatkan sumber daya dengan bijaksana sebagai amanah dari Allah SWT. Muhammadiyah juga aktif mendukung transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan, dengan memanfaatkan teknologi untuk kebaikan umat dan kelestarian bumi. Dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ramah lingkungan, kita tidak hanya memenuhi tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata untuk mencapai target global Net Zero Emission 2060. Mari bersama-sama berperan aktif dalam menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih hijau, demi kesejahteraan umat manusia dan keberlangsungan bumi yang kita cintai.
Penulis:
M.Idris
PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2025
/in Pengumuman /by VitaProgram Studi Magister Teknik Kimia (PSMTK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah membuka Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) semester Genap Tahun Ajaran 2024/2025. PMB kali ini dibuka mulai tanggal 11 November 2024 sampai 27 Februari 2025. Bagi calon mahasiswa yang berminat untuk mendaftar dapat melakukan pendaftaran secara online melalui pmb-online.uad.ac.id.
Pada pendaftaran kali ini, PSMTK UAD juga membuka beberapa pilihan beasiswa antara lain Beasiswa Amal Usaha Muhammadiyah dan Beasiswa Alumni UAD. Beasiswa Amal Usaha Muhammadiyah berupa potongan biaya kuliah sebesar 50% bagi mahasiswa yang berstatus karyawan di Amal Usaha Muhammadiyah. Beasiswa Alumni berupa potongan bebas biaya pengembangan bagi mahasiswa yang merupakan alumni UAD. Serta Beasiswa Tesis, beasiswa ini merupakan beasiswa untuk menunjang biaya penelitian tesis yang dibiayai oleh dosen sesuai dengan topik penelitian dosen.
Beberapa program menarik yang bisa diikuti apabila bergabung kedalam PSMTK UAD antara lain peluang mengikuti research collaboration ke kampus Luar Negeri, Program Webinar Rutin, dan bantuan pendanaan penelitian.
Apabila ingin berkonsultasi atau menanyakan seputar PSMTK UAD dapat menghubungi WhatsApp PSMTK UAD di nomor +62 878 1327 7854 atau instagram @psmtk_uad. Cari tau juga informasi lainnya melalui web resmi PSMTK UAD di mtk.uad.ac.id.
Dosen Magister Teknik Kimia UAD Raih Paten Sederhana untuk Inovasi Alat Sirkulator Mikroalga
/in Berita Prodi, Download /by VitaYogyakarta – Kabar membanggakan kembali datang dari Program Studi Magister Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dua dosen, Ir. Adi Permadi, S.T., M.T., M.Farm., Ph.D. dan Dr. Dhias Cahya Hakika, S.T., M.Sc., resmi mendapatkan hak paten sederhana atas inovasi alat dengan judul:
“Alat Sirkulator untuk Kultivasi Mikroalga”
Paten ini difasilitasi oleh Direktorat Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Rahasia Dagang DJKI Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Inovasi ini merupakan bentuk kontribusi nyata dari sivitas akademika Magister Teknik Kimia UAD dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan, khususnya di bidang bioenergi dan pemanfaatan mikroalga. Alat sirkulator ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi proses kultivasi mikroalga, yang dikenal memiliki potensi besar sebagai sumber bahan baku biofuel, antioksidan alami, serta produk farmasi dan nutrisi.
Kultivasi mikroalga selama ini menjadi tantangan tersendiri karena membutuhkan kontrol sirkulasi dan pencahayaan yang optimal. Kehadiran alat sirkulator ini diharapkan mampu mendukung efektivitas pertumbuhan mikroalga secara lebih stabil dan berkelanjutan, sehingga mempercepat riset dan pengembangan di bidang energi terbarukan serta bioteknologi industri.
Keberhasilan perolehan paten ini juga menunjukkan tingginya kualitas riset dan inovasi di lingkungan Prodi Magister Teknik Kimia UAD. Tidak hanya fokus pada pendidikan akademik, namun juga aktif menghasilkan produk intelektual yang aplikatif dan siap dikembangkan ke tingkat industri.
Wisuda Periode III 2025: PSMTK Cetak Empat Lulusan dengan IPK Tertinggi
/in Berita Prodi /by VitaYogyakarta, 8 Mei 2025 – Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan (FTI UAD) menggelar acara pelepasan calon wisudawan dan wisudawati periode Mei 2025 di Oemah Sawah, sebuah tempat asri yang menghadirkan nuansa kehangatan dan kebersamaan. Acara ini berlangsung pada Kamis, 8 Mei 2025 dan dihadiri oleh pimpinan fakultas, dosen, mahasiswa, serta orang tua calon wisudawan.
Acara dimulai dengan tilawah Al-Qur’an oleh salah satu mahasiswa FTI UAD yang memberikan nuansa religius dan syahdu pada momen penuh syukur tersebut. Selanjutnya, sambutan hangat disampaikan oleh Dekan FTI UAD, Prof. Dr. Ir. Siti Jamilatun, M.T. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa bangga dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh calon wisudawan dan wisudawati atas pencapaian akademik dan dedikasi yang telah mereka tunjukkan selama menempuh pendidikan di FTI UAD. “Kami bangga melihat mahasiswa FTI tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga aktif, beretika, dan siap terjun ke masyarakat serta dunia kerja dengan semangat inovasi dan integritas,” ujarnya.
Acara semakin bermakna dengan penyampaian motivasi karier oleh Ibu Dian Kinayung, S.Psi., M.Psi., dosen Psikologi UAD sekaligus konselor karier. Dalam sesinya, beliau memberikan wawasan mengenai tantangan dunia kerja, pentingnya membangun personal branding, serta berbagai peluang karier yang bisa dijajaki oleh lulusan FTI UAD, baik di sektor industri, penelitian, maupun wirausaha teknologi. “Masa depan adalah milik mereka yang tidak hanya pintar, tapi juga tangguh dan mampu beradaptasi dengan perubahan,” pesannya dengan penuh semangat. Acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Dr. Ir. Martomo Setyawan, S.T., M.T., memohon keberkahan dan kelancaran untuk langkah para calon wisudawan di masa mendatang. Sebagai penutup, seluruh hadirin mengikuti foto bersama per program studi dengan para dosen, lalu menikmati suasana ramah tamah dan makan bersama dalam nuansa kekeluargaan yang hangat.
Selang dua hari setelah acara pelepasan, Universitas Ahmad Dahlan menggelar prosesi Wisuda Periode III secara resmi pada Sabtu, 10 Mei 2025 di Jogja Expo Center (JEC). Dalam acara tersebut, sebanyak 1.348 wisudawan dan wisudawati dari berbagai program studi diwisuda, termasuk dari jenjang sarjana hingga magister. Momen ini menjadi puncak dari perjalanan akademik para mahasiswa, yang kini resmi menyandang gelar baru dan siap berkontribusi di tengah masyarakat.
Pada prosesi Wisuda Periode III Tahun Ajaran 2024/2025, Program Studi Magister Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan turut berbangga atas prestasi gemilang para lulusan terbaik yang berhasil meraih predikat Cumlaude dengan IPK sempurna 4.00. Mereka adalah Annisa Vada Febriani, S.T., M.T., Nurmustaqimah, S.T., M.T., M. Idris, S.T., M.T., dan Stradivary Maulida Firdaus, S.T., M.T.. Keempatnya menunjukkan dedikasi luar biasa selama menempuh studi dan menjadi inspirasi bagi seluruh sivitas akademika. Kehadiran lulusan magister memperkuat komitmen FTI dalam mencetak insan profesional dan kompeten, tidak hanya di tingkat sarjana tetapi juga pascasarjana. Selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati FTI UAD Periode Mei 2025. Semoga ilmu yang diperoleh menjadi bekal yang bermanfaat, membawa keberkahan, dan mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.
Gelar Penyambutan Mahasiswa Baru Pascasarjana, PSMTK UAD Optimis Berikan Pendidikan Terbaik
/in Berita Prodi /by HudaYogyakarta, 10 Maret 2025 – Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan sukses menyelenggarakan acara penyambutan mahasiswa baru program Magister Teknik Kimia semester genap tahun ajaran 2024/2025. Acara yang berlangsung secara daring ini diikuti oleh mahasiswa baru dari berbagai program studi magister di lingkungan Fakultas Teknologi Industri, termasuk Magister Informatika dan Magister Teknik Elektro. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh pimpinan fakultas, dosen, serta staf akademik FTI.
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri, Prof. Dr. Ir. Siti Jamilatun, M.T. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan ucapan selamat datang kepada para mahasiswa baru serta menekankan pentingnya semangat belajar dan kolaborasi dalam lingkungan akademik. Prof. Siti Jamilatun juga berharap agar para mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan mereka guna menghadapi tantangan industri di masa depan. “Selamat datang di Fakultas Teknologi Industri. Ini adalah awal dari perjalanan akademik yang penuh dengan peluang dan tantangan. Saya berharap Anda semua dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri di masa depan,” ujar Prof. Dr. Ir. Siti Jamilatun, M.T. dengan penuh semangat.
Setelah sambutan dari Dekan, acara dilanjutkan dengan sesi perkenalan oleh masing-masing Ketua Program Studi (Kaprodi) di lingkungan Pascasarjana FTI. Dalam sesi ini, Dr. Ir. Martomo selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Kimia memberikan pemaparan mengenai struktur kurikulum, dan sistem perkuliahan. Selain itu, DR. Ir. Martomo juga memperkenalkan tim dosen yang akan mendampingi mahasiswa selama masa studi. Diharapkan, dengan pengenalan ini, mahasiswa baru dapat lebih mudah beradaptasi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan akademik di jenjang magister. Beliau juga menyampaikan bahwa program Magister Teknik Kimia dirancang untuk mempersiapkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam praktik industri.
Acara penyambutan ini menjadi ajang penting bagi mahasiswa baru untuk mengenal lebih dekat lingkungan akademik serta sistem perkuliahan yang akan mereka jalani. Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa baru dan para dosen. Para mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait sistem perkuliahan, penelitian, dan prospek lulusan. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, menunjukkan semangat mereka dalam mempersiapkan diri menghadapi masa studi di FTI UAD. Dengan berlangsungnya acara ini, diharapkan para mahasiswa baru dapat memulai perjalanan akademik mereka dengan motivasi tinggi dan kesiapan yang matang.
Talkshow Series: Menentukan Jalan Terbaik di Studi S2 Teknik Kimia UAD
/in Berita Prodi /by HudaYogyakarta, 01 Maret 2025– Melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 sering kali menjadi dilema bagi lulusan Teknik Kimia yang ingin mengembangkan diri dan meraih peluang karier yang lebih baik. Untuk menjawab berbagai pertanyaan dan kebingungan seputar studi lanjut, Magister Teknik Kimia akan mengadakan PSMTK Talk Series dengan tema “Lanjut S2 Teknik Kimia, Sulit Ga Ya ?.” Acara ini menghadirkan akademisi, praktisi industri, dan alumni S2 yang telah menempuh berbagai jalur karier, sehingga peserta bisa mendapatkan gambaran nyata tentang pilihan yang tersedia. Talkshow ini dirancang untuk membantu mereka yang sedang mempertimbangkan studi lanjut agar bisa menyusun strategi terbaik sesuai dengan tujuan dan kondisi masing-masing. Pembahasan dalam acara ini akan dibagi ke dalam tiga sesi utama, yang masing-masing mengupas aspek penting dalam menentukan langkah terbaik untuk perjalanan akademik dan profesional ke depan.
Sesi 1 : Kuliah S2 Teknik Kimia: Langsung Setelah S1 atau Sambil Bekerja?
Banyak lulusan S1 Teknik Kimia dihadapkan pada dilema besar, langsung melanjutkan studi ke jenjang magister atau mengumpulkan pengalaman kerja di industri terlebih dahulu. Keputusan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kesiapan finansial, pengembangan keterampilan praktis, dan prospek karier jangka panjang. Untuk memberikan wawasan lebih dalam, sesi ini akan menghadirkan dua narasumber inspiratif yang menempuh jalur berbeda. Sesi ini akan dilaksanakan secara daring pada 15 Februari 2025 ini menghadirkan Kak Lukman Hakim, yang berhasil menyeimbangkan studi S2 dengan pekerjaannya sebagai Process Engineer Wastewater Treatment Plant di Wilmar Internasional-Sub Dumai Pelitung, serta Kak Budi Setya Wardana, yang memilih langsung melanjutkan S2 setelah lulus S1 dan kini berkarier sebagai Guru di SMK/SMF Indonesia. Melalui diskusi ini, peserta diharapkan dapat memahami kelebihan dan tantangan dari masing-masing pilihan untuk menentukan langkah terbaik dalam perjalanan profesional mereka.
Sesi 2 : Strategi Menyelesaikan S2 dengan Efektif dan Tepat Waktu
Banyak mahasiswa S2 menghadapi tantangan dalam menyelesaikan studi tepat waktu, mulai dari manajemen waktu, kendala penelitian, hingga tekanan akademik. Untuk membantu mengatasi hambatan tersebut, sesi ini akan membahas strategi efektif dalam mengatur waktu, mengoptimalkan penelitian, dan menghadapi tantangan akademik dengan lebih baik. Acara yang akan dilaksanakan secara daring pada 22 Februari 2025 ini menghadirkan dua narasumber inspiratif: Kak M. Idris, mahasiswa PSMTK angkatan 5 sekaligus Ketua Himpunan Mahasiswa Magister Teknik Kimia (HMMTK) 2024, serta Kak Veranica, alumni PSMTK 4 yang saat ini menjalani riset exchange di Gifu University, Jepang. Diharapkan, melalui sesi ini, peserta dapat memperoleh wawasan dan strategi yang tepat untuk menyelesaikan studi S2 dengan lebih terarah, efisien, dan sesuai dengan tujuan akademik serta profesional mereka.
Sesi 3 : Lulus S2: Pilih Karier di Industri atau Lanjut S3?
Setelah meraih gelar magister, keputusan besar berikutnya adalah memilih berkarier di industri atau melanjutkan studi ke jenjang doktoral. Untuk memberikan wawasan mendalam, sesi ini akan menghadirkan alumni yang telah menempuh jalur berbeda—baik yang sukses berkarier di industri maupun yang melanjutkan ke S3. Diskusi ini akan membantu peserta memahami faktor-faktor penting sebelum menentukan langkah selanjutnya. Acara akan dilaksanakan secara daring pada 1 Maret 2025 dengan narasumber Kak Nuraini, alumni PSMTK 3 yang kini bekerja di PT PP (Persero) Tbk sebagai Project Control Planning & Construction, serta Kak Nafira Alfi Zaini Amrillah, alumni PSMTK 3 yang saat ini menempuh studi Ph.D di Gifu University, Jepang.
Acara ini diharapkan menjadi panduan bagi mahasiswa dan profesional muda dalam merancang masa depan akademik dan karier mereka. Dengan menghadirkan berbagai sudut pandang, peserta akan mendapatkan wawasan komprehensif untuk menentukan langkah terbaik sesuai dengan tujuan pribadi dan profesional.
Jangan lewatkan kesempatan ini untuk memperoleh inspirasi dan jawaban atas kebimbangan terkait studi lanjut di bidang Teknik Kimia!
Workshop Peninjauan Kurikulum PSMTK Gandeng Praktisi dan Akademisi
/in Berita Prodi /by HudaYogyakarta 25 Februari 2025, Program Studi Magister Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan menggelar Workshop Peninjauan Kurikulum bersama praktisi industri dan akademisi bertempat di Grand Rohan Yogyakarta. Workshop ini bertujuan untuk menyalaraskan kurikulum akademik dengan kebutuhan industry serta memastikan mahasiswa dan lulusannya memiliki kompetensi yang relevan dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Workshop ini menghadirkan praktisi dari PT Polytama Propindo Bapak Ir. Burhanudin serta pakar akademisi dari Teknik Kimia UGM Bapak Ir. Muhammad Mufti Azis, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM. Workshop ini menekankan pada peninjauan kurikulum terbaru sesuai kebutuhan dengan sejalan revitalisasi industri.
Ketua Program Studi Magister Teknik Kimia Dr. Ir. Martomo Setyawan dalam sambutan serta membuka acara workshop ini menyampaikan bahwa kerja sama antara akademisi dan industry merupakan Langkah strategis guna mencapai kualitas lulusan. “Tentunya kami ingin memastikan kurikulum Magister Teknik Kimia UAD yang diterapkan selalu relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industry”. Ujar Dr. Martomo.
Sesi pemaparan dan masukan disampaikan oleh Ir. Burhanudin berlangung interaktif mengenai perkembangan terbaru dalam industri teknik kimia seperti teknologi ramah lingkungan, efisiensi energi, energi terbarukan serta digitalisasi proses produksi. Ir Burhanudin menekan pentingnya pemahaman mahasiswa terhadap teknologi keberlanjutan dalam proses industri.
Adapun Bapak Ir. Muhammad Mufti Azis, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM dalam penyampaianya saling berdiskusi antar prodi Magister Teknik Kimia UGM dan UAD serta menyalaraskan kurikulum terbaru sesuai aturan permendikbud. Sehingga peninjauan kurikulum ini diharapkan lulusan S2 Teknik Kimia dapat lebih kompetitif dan mampu memberikan kontirbusi nyata di dunia industry maupun Masyarakat luas.
FLOATING TREATMENT WETLAND: SOLUSI RAMAH LINGKUNGAN DAN BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM
/in Tulisan Mahasiswa /by psmtkTanaman Akar Wangi
Apa itu Floating Treatment Wetland (FTW)?
Floating Treatment Wetland (FTW) atau Rawa Pengolahan Apung telah muncul sebagai inovasi yang menjanjikan dalam mengatasi permasalahan limbah domestik. Sistem ini memanfaatkan prinsip alami, di mana tanaman yang ditanam pada media apung di permukaan air menyerap polutan dan membantu membersihkan air limbah. FTW tidak hanya efektif dalam mengurangi beban pencemaran lingkungan, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem.
Bagaimana Cara Kerja FTW?
Keunggulan FTW
Jenis Tanaman yang Digunakan
Pilihan tanaman untuk FTW sangat beragam, namun beberapa jenis tanaman yang umum digunakan adalah:
Pandangan Islam dan Muhammadiyah
Dalam Islam, menjaga kebersihan lingkungan adalah bagian dari iman. Al-Qur’an banyak ayat yang mengisyaratkan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian alam. Sebagai contoh, dalam surah Al-A’raf ayat 31, Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi setelah Allah memperbaikinya.” Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, senantiasa mendorong umatnya untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan. FTW sejalan dengan ajaran Islam dan Muhammadiyah karena:
Implementasi FTW dalam Perspektif Islam dan Muhammadiyah
Implementasi FTW dapat menjadi bagian dari upaya umat Islam dan Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat yang bersih dan sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
Penulis:
Lukman Hakim
POTENSI MINYAK JELANTAH SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN SEMANGAT KEMUHAMMADIYAHAN
/in Tulisan Mahasiswa /by psmtkLimbah minyak jelantah
Minyak jelantah seringkali dianggap sebagai limbah yang tidak berguna. Banyak dari kita cenderung membuangnya begitu saja setelah digunakan untuk memasak. Padahal, pembuangan minyak jelantah yang sembarangan memiliki dampak besar bagi lingkungan. Minyak jelantah ini, banyak mengandung senyawa organik dan lemak sehingga apabila dibuang secara sembarangan ke lingkungan dapat mencemari air tanah, sungai dan lautan.
Namun, tahukah Anda bahwa minyak jelantah sesungguhnya memiliki potensi yang besar? Jika dikelola dengan baik, minyak jelantah ini dapat diubah menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan. Inilah salah satu inovasi teknologi yang menjawab tantangan global dalam mengurangi limbah sekaligus menciptakan sumber energi yang lebih bersih.
Potensi Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Energi Alternatif
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan berulang kali untuk memasak, sehingga mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap, bau tengik, dan mengandung senyawa berbahaya seperti asam lemak bebas dan radikal bebas akibat proses oksidasi. Penggunaan minyak jelantah berisiko bagi kesehatan, seperti meningkatkan potensi penyakit kanker dan gangguan kardiovaskular. Apabila minyak jelantah dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan, khususnya air dan tanah. Di Indonesia, produksi minyak jelantah mencapai 416,36 juta kl/tahun. Minyak jelantah memiliki kandungan energi sebesar 41,8 MJ/kg, yang hampir setara dengan bahan bakar minyak sebesar 43,0 MJ/kg. Dengan jumlah yang melimpah dan kandungan energi yang tinggi, minyak jelantah berpotensi digunakan sebagai bahan bakar alternatif, sekaligus menjadi solusi untuk mengatasi masalah pengelolaan limbah.
Salah satu cara mengolah minyak jelantah menjadi energi adalah dengan proses transesterifikasi. Proses transesterifikasi adalah proses kimia yang digunakan untuk mengubah minyak atau lemak menjadi biodiesel, yang merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Proses ini melibatkan reaksi antara minyak atau lemak (termasuk minyak jelantah) dengan alkohol (seperti metanol atau etanol) dengan bantuan katalis (biasanya menggunakan KOH atau NaOH). Selama proses transesterifikasi, molekul trigliserida yang terdapat dalam minyak dipecah menjadi dua senyawa utama, yaitu metil ester (biodiesel) dan gliserin sebagai produk sampingan. Setelah reaksi berlangsung, campuran yang dihasilkan dipisahkan untuk menghilangkan gliserin, sisa alkohol, dan katalis, sehingga menghasilkan biodiesel yang bersih dan siap digunakan. Proses ini tidak hanya memungkinkan pemanfaatan minyak jelantah sebagai sumber energi terbarukan, tetapi juga membantu mengurangi limbah minyak yang dapat mencemari lingkungan. Dengan mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel, transesterifikasi turut mendukung pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendorong peralihan menuju energi yang lebih berkelanjutan.
Tanggung Jawab Lingkungan dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, menjaga kelestarian alam adalah kewajiban bagi umat manusia. Allah SWT mengamanahkan manusia untuk menjadi khalifah di bumi, yang berarti kita bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam dengan bijaksana. Dalam Surah Al-Baqarah (2:205), Allah mengingatkan kita agar tidak merusak bumi: “Dan apabila dia pergi, dia berusaha merusak di bumi dan menghancurkan tanaman-tanaman dan binatang-binatang ternak. Padahal Allah tidak menyukai kerusakan.” Ayat ini mengingatkan kita bahwa perusakan lingkungan adalah tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam Islam juga mendorong kita untuk memanfaatkan alam dengan cara yang bertanggung jawab. Dalam konteks minyak jelantah, mengolahnya menjadi biodiesel atau energi alternatif lainnya adalah contoh pemanfaatan sumber daya yang sesuai dengan prinsip Islam. Seperti disebutkan dalam Surah Al-Anbiya (21:16), “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” Ini menunjukkan bahwa segala ciptaan Allah, termasuk minyak jelantah, memiliki manfaat yang harus kita gali dan manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Muhammadiyah dan Semangat Energi Berkelanjutan
Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang peduli terhadap lingkungan, turut serta dalam upaya transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Dalam Fikih Transisi Energi Berkeadilan, Muhammadiyah mendorong umat untuk mempercepat penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan, seperti energi matahari, angin, dan air. Selain itu, Muhammadiyah juga mendukung inisiatif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dengan mengembangkan teknologi yang dapat memanfaatkan limbah seperti minyak jelantah. Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah langkah konkret yang mendukung tujuan tersebut. Sebagai contoh, Muhammadiyah melalui Majelis Lingkungan Hidup (MLH) dan Lazismu turut aktif dalam program energi terbarukan, salah satunya adalah Program 1.000 Cahaya, yang bertujuan untuk memberikan solusi energi bersih di berbagai daerah. MLH juga meluncurkan buku Fiqih Energi Berkeadilan yang mengajarkan pentingnya kelestarian lingkungan, keberlanjutan sumber daya alam, serta keadilan sosial dalam transisi energi.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam
Islam mengajarkan umatnya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat dan kelestarian alam. Pemanfaatan teknologi pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel adalah salah satu bentuk penerapan ilmu yang bermanfaat untuk umat manusia dan lingkungan. Dalam QS. Al-Qashas (28:77) Allah SWT berfirman, “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.” Ayat ini menekankan pentingnya berbuat baik di dunia dengan memanfaatkan ilmu untuk kesejahteraan umat dan bumi.
Muhammadiyah juga mendorong setiap individu untuk berpikir kritis dan terbuka, serta menggunakan ilmu pengetahuan dengan dasar iman untuk kepentingan umat. Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang tercantum dalam QS. Al-Isra’ (17:36), “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak mengikuti sesuatu yang tidak kita ketahui dengan pasti.
Kesimpulannya, mengola minyak jelantah menjadi biodiesel sebagai energi alternatif adalah solusi yang ramah lingkungan untuk mengatasi masalah limbah serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Teknologi transesterifikasi memungkinkan pemanfaatan minyak jelantah yang melimpah, mengubahnya menjadi sumber energi terbarukan yang lebih bersih. Dalam perspektif Islam, ini sejalan dengan ajaran untuk menjaga kelestarian alam dan memanfaatkan sumber daya dengan bijaksana sebagai amanah dari Allah SWT. Muhammadiyah juga aktif mendukung transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan, dengan memanfaatkan teknologi untuk kebaikan umat dan kelestarian bumi. Dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ramah lingkungan, kita tidak hanya memenuhi tanggung jawab kita sebagai khalifah di bumi, tetapi juga memberikan kontribusi nyata untuk mencapai target global Net Zero Emission 2060. Mari bersama-sama berperan aktif dalam menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih hijau, demi kesejahteraan umat manusia dan keberlangsungan bumi yang kita cintai.
Penulis:
M.Idris
PANDANGAN MUHAMMADIYAH TERHADAP KOSMETIK HALAL KESEIMBANGAN ANTARA SYARIAH DAN MODERNITAS
/in Tulisan Mahasiswa /by psmtkKosmetik
Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki kebutuhan yang signifikan terhadap produk-produk halal, termasuk dalam sektor kosmetik. Dalam beberapa dekade terakhir, kosmetik halal telah menjadi perhatian utama di tengah semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Muslim terhadap pentingnya kehalalan produk yang mereka gunakan (Halim & Septiani, 2020). Dengan industri kosmetik yang sangat kompetitif, citra merek (brand image) mempengaruhi persepsi konsumen dan kesuksesan suatu produk (Reinaldo & Chandra, 2020). Fenomena ini tidak hanya relevan secara lokal, tetapi juga sejalan dengan tren kecantikan global yang semakin menghargai nilai-nilai etika, kebersihan, dan keberlanjutan (Wahid et al., 2021). Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki peran penting dalam memberikan panduan kehalalan yang komprehensif dan relevan. Sehingga hal tersebut, mengacu pada prinsip-prinsip syariah, Muhammadiyah berupaya menjembatani kebutuhan masyarakat modern akan produk kosmetik yang halal sekaligus memenuhi standar kecantikan yang terus berkembang (Syaifullah, 2018).
Muhammadiyah mendasarkan pandangannya terhadap kehalalan kosmetik pada Al- Qur’an, hadis, dan ijtihad para ulama. Dalam konteks ini, kehalalan kosmetik tidak hanya ditentukan oleh bahan-bahan yang digunakan, tetapi juga oleh proses produksi, penyimpanan, dan distribusinya. Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid telah mengeluarkan beberapa fatwa yang memberikan panduan jelas terkait bahan-bahan yang diperbolehkan dan dilarang dalam kosmetik (Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, 2020). Salah satu poin penting dalam pandangan Muhammadiyah adalah terkait penggunaan alkohol dalam kosmetik. Dalam fatwanya, Muhammadiyah menegaskan bahwa alkohol non-khamr (alkohol yang tidak berasal dari proses fermentasi bahan yang memabukkan) tidak dianggap najis (Rahman, 2017). Oleh karena itu, penggunaannya dalam kosmetik diperbolehkan selama tidak melanggar prinsip kehalalan lainnya. Fatwa ini menunjukkan upaya Muhammadiyah untuk mengakomodasi perkembangan teknologi dan kebutuhan industri modern tanpa mengesampingkan nilai-nilai syariah (Firdaus et al., 2019).
Industri kosmetik modern menghadapi tantangan yang signifikan dalam memastikan kehalalan produk. Kompleksitas bahan-bahan kosmetik, termasuk penggunaan senyawa kimia yang berasal dari berbagai sumber, sering kali menjadi hambatan dalam proses sertifikasi halal. Muhammadiyah menyadari pentingnya edukasi bagi produsen mengenai bahan-bahan halal dan proses produksi yang sesuai dengan syariah (Hasanah et al., 2020). Selain itu, proses sertifikasi halal juga membutuhkan kerja sama yang erat antara produsen, lembaga sertifikasi, dan otoritas keagamaan seperti LPPOM MUI dan Muhammadiyah (Majelis Ulama Indonesia, 2017). Muhammadiyah mendorong transparansi dalam rantai pasokan bahan baku dan proses produksi untuk memastikan bahwa produk kosmetik yang beredar di masyarakat benar-benar sesuai dengan prinsip halal. Edukasi kepada konsumen juga menjadi bagian penting dari upaya ini, agar masyarakat semakin cerdas dalam memilih produk yang tidak hanya aman tetapi juga halal.
Dalam menghadapi tantangan modernitas, Muhammadiyah menekankan pentingnya inovasi teknologi yang tetap berlandaskan pada prinsip syariah. Teknologi seperti bioengineering dan pemanfaatan bahan-bahan alami yang bersumber dari tumbuhan dapat menjadi solusi untuk mengembangkan kosmetik halal yang berkualitas tinggi. Dengan pendekatan ini, industri kosmetik Indonesia memiliki peluang besar untuk bersaing di pasar global yang semakin menghargai produk-produk halal.
Muhammadiyah juga memandang bahwa kosmetik halal tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga peluang untuk memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada dunia. Produk halal mencerminkan kebersihan, etika, dan keberlanjutan, yang selaras dengan tuntutan pasar global saat ini. Dengan memadukan syariah dan modernitas, Muhammadiyah berharap dapat mendukung kemajuan industri halal Indonesia sekaligus menjaga relevansi nilai-nilai keislaman.
Kosmetik halal merupakan bagian integral dari gaya hidup Muslim modern yang mengedepankan keselarasan antara kebutuhan spiritual dan tuntutan duniawi. Muhammadiyah, melalui fatwa dan panduan syariahnya, memberikan kontribusi penting dalam memastikan bahwa kosmetik halal dapat memenuhi standar kehalalan tanpa mengorbankan inovasi dan kualitas. Dalam konteks global, kosmetik halal juga menjadi peluang bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan dalam industri halal dunia. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip syariah yang relevan dengan kebutuhan modern, Muhammadiyah berperan sebagai penjembatan antara tradisi dan inovasi.
Penulis:
Stradivary Maulida Firdaus
Sumber:
MENGADOPSI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI: NILAI-NILAI AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN
/in Tulisan Mahasiswa /by psmtkAir Limbah Indsutri
Air limbah industri sering kali menjadi ancaman serius bagi lingkungan, terutama di daerah yang belum memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai. Air tercemar yang dibiarkan mengalir bebas tanpa pengolahan dapat merusak ekosistem akuatik, memicu eutrofikasi, dan meningkatkan risiko kesehatan bagi manusia serta hewan ternak. Dampak ini diperburuk dengan hadirnya berbagai kontaminan baru, seperti bahan kimia berbahaya yang sulit terurai secara biologis. Kondisi tersebut tidak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga merusak keseimbangan ekosistem yang merupakan amanah manusia sebagai penghuni bumi. Dalam pandangan Islam, manusia memiliki tanggung jawab besar sebagai khalifah di muka bumi. Tugas ini mencakup menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 30. Dengan demikian, untuk menghadapi tantangan ini diperlukan pendekatan yang tidak hanya efektif, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai spiritual yang mengedepankan keberlanjutan dan tanggung jawab ekologis.
Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah dengan menerapkan solusi ramah lingkungan atau “solusi hijau”. Teknologi seperti bioremediasi menawarkan cara berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan air limbah industri. Bioremediasi memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan dan menetralisir polutan, sehingga mampu menghilangkan racun lingkungan dengan efektif. Dari berbagai metode bioremediasi, salah satu yang paling menarik adalah fitoremediasi, yang menggunakan tanaman untuk menyerap kontaminan dari tanah dan air. Fitoremediasi memiliki sejumlah keunggulan. Teknologi ini hemat biaya, ramah lingkungan, dan dapat diterapkan dalam berbagai kondisi. Contohnya, eceng gondok (Eichhornia crassipes) telah terbukti efektif menyerap logam berat dari air limbah. Selain membersihkan lingkungan, tanaman ini juga dapat diolah menjadi kompos, mendukung prinsip daur ulang sumber daya.
Dengan pendekatan ini, bukan hanya limbah yang ditangani, tetapi juga terjadi siklus pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan. Perspektif Islam memperkuat pentingnya penerapan teknologi ramah lingkungan seperti fitoremediasi. Sebagai khalifah, manusia diamanahkan untuk menjaga bumi, termasuk dengan cara melestarikan ekosistem. Prinsip ini juga ditegaskan dalam QS. Ar-Rahman: 7-9, yang mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam penggunaan sumber daya alam. Dalam konteks ini, teknologi ramah lingkungan tidak hanya menawarkan solusi teknis, tetapi juga menjadi wujud tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga kelestarian alam. Gerakan Muhammadiyah turut mengambil peran dalam mendorong penerapan teknologi ramah lingkungan. Berikut ini Warga muhamdiyah sendiri memiliki kehidupan dalam melaestarikan lingkungan berdasarkan pedoman hidup warga muhamdiyah yang terdiri 6 point dibawah ini.
Sebagai gerakan Islam berkemajuan, Muhammadiyah menekankan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah, sesuai dengan prinsip rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam). Upaya ini tidak hanya berdampak positif bagi umat manusia, tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup, menjadikan pelestarian lingkungan sebagai bagian integral dari dakwahnya. Pada akhirnya, pengelolaan limbah berbasis teknologi hijau seperti fitoremediasi mencerminkan harmoni antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai spiritual. Dengan mengadopsi pendekatan ini, kita tidak hanya menjaga ekosistem, tetapi juga mewujudkan amanah sebagai khalifah di muka bumi. Generasi mendatang akan mewarisi lingkungan yang lebih baik, sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan tanggung jawab yang diajarkan dalam Islam.
Penulis:
Nurmustaqimah